The 5 Strategy Rules of Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs
20 Apr 2015
by Michael Blanding
If there were a Mount Rushmore for technological innovation, Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs would be the faces looking outward. The longtime CEOs of Microsoft, Intel, and Apple have done more than anyone to popularize the modern-day personal computer, and in doing so, also created three of the most highly valued companies in the world.
But how were they able to steer their companies through the volatile ups and downs of decades of changing technologies? What did they have in common? And what can we learn from them about successful strategy?
“The notion that you could brand a product that no one had ever seen and that no one understood what it did was brilliant”
Those are the questions David B. Yoffie and Michael A. Cusumano address in their new book, Strategy Rules: Five Timeless Lessons from Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs "I have known all three of these individuals," says Yoffie, the Max and Doris Starr Professor of International Business Administration at Harvard Business School. "By looking at what they had in common, I thought there was a great opportunity to understand what distinguishes a really great strategist from your average CEO."
Yoffie has had access to all three men—having served on Intel's board since 1989 and written numerous business cases on Apple and Microsoft. He first started talking about the idea for the book more than six years ago with Cusumano, the Sloan Management Review Distinguished Professor of Management at MIT Sloan School of Management. But, Yoffie says, they wanted to wait until all three had finished their tenures. "The idea was to wait until Steve's departure, which unfortunately came with his death. Literally a week after Steve's death, we had lunch and agreed we would do the book."
The result is a look into the minds of three tech pioneers who, to outside appearances, don't share much in common.
"When I mention I wrote the book, the first response I get is, 'I can't imagine three more different people,'" says Yoffie. Besides their contrasting personalities—Gates the pragmatic technocrat; Grove the disciplined engineer; and Jobs the visionary perfectionist—their companies had unique business models and filled very different niches in the technology value chain.
5 W + 1 H :
1. Who is the pioneer of technological innovation?
The pioneer of technological innovation is Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs
2. What is the article talking about ?
The article talking about leadership lessons from the tech titans of Microsoft, Intel, and Apple in the new book, Strategy Rules.
3. When Yoffie first put the idea to write a variety of business cases apple and microsoft ?
He first started talking about the idea for the book since 1983
4. Where Doris Starr Professor work ?
He work at Harvard Business School
5. Why he chose to research business case in technology companies ?
Because he thought there was a great opportunity to understand what distinguishes a really great strategist from the CEO
6. How were they able to steer their companies through the volatile ups and downs of decades of changing technologies ?
Because their companies had unique business models and filled very different niches in the technology value chain
Sumber :
http://hbswk.hbs.edu/item/7704.html
Sabtu, 06 Juni 2015
The 5 Strategy Rules of Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs
Diposting oleh atika di 00.38 0 komentar
Jumat, 27 Maret 2015
management in english
Nama : Atika Ayuningtyas
Kelas : 4EA06
NPM : 11211284
Management is the process of ensuring that an
organization or company is able to operate in both the immediate and near
future. Managers are charged with making decisions that will impact an
organization on every level. These description range from hiring a new employee
to taking a company public. Management is not an easy field, and good managers
are higly sought after.
Management is an individual or a group of individuals
that accept responsibilities to run an organization. They plan, organize,
direct and control all the essential activities of the organisastion. Management
does not to do the work themselves. They motivate others to do the work and
co-ordinate all the work for achieving the objectives of the organization.
Management bring together all men and women, money,
machines, materials, methods and markets. They use these resources for achieving
the objectives of the organization such as high sales, maximum profits, business
expansion, etc. Effective management and leadership involve creative problem
solving, motivating employees and making sure the organization accomplishes
objectives and goals. There are five functions of management and leadership :
planning, organizing, staffing, coordinating and controlling. These functions
separate the management process from other business functions such as
marketing, accounting, and finance.
The function of management uniquely describe managers’
jobs. The most commonly cited functions of management are planning, organizing,
leading, and controlling, althought some identify additional functions. The
functions of management define the process of management as distinct from
accounting, finance, marketing, and other business functions. These functions
provide a useful way of calssifying information about management, and most
basic management texts since the 1950s have been organized around a functional
framework.
Sumber :
Diposting oleh atika di 13.50 0 komentar
Selasa, 18 November 2014
Iklan yang Tidak Beretika dan Beretika
Iklan merupakan suatu alat perusahaan yang digunakan untuk membuat produknya lebih dikenal oleh masyarakat luas. Bermacam-macam iklan yang telah beredar antara lain : iklan di televisi, iklan di majalah, iklan di radio dan iklan di papan reklame. Tetapi para produsen jika menginginkan produk yang dijualnya dibeli oleh banyak orang maka iklan yang dibuat harus lebih kreatif dibandingkan iklan produk sejenis yang beredar di masyarakat. Selain itu juga iklan tersebut harus beretika maksud beretika disini iklan tersebut tidak mengandung unsur SARA, tidak menjatuhkan salah satu produsen lain dan tidak mengandung unsur kekerasan atau sadisme. Contoh iklan yang tidak beretika adalah iklan ya!kopi susu-dewi sansan karena
terlalu fulgar dan menunjukan eksploitasi tubuh wanita secara besar-besaran dapat dilihat dalam iklan ini. Selain itu pula produk yang diunggulkan tidak seberapa fokus tetapi malah bintang iklannya yang berpakaian seksi dan menggooda. Iklan ini dibuat agar dapat menarik pembeli dari bintang iklan yang ditampilkan. Sedangkan iklan yang beretika adalah iklan kopi kapal api susu karena bintang iklan yang tidak terlalu fulgar dan yang dtunjukan adalah produknya bukan bintang iklannya.
Diposting oleh atika di 12.16 0 komentar
Hubungan Produsen dan Konsumen
Produsen adalah seseorang yang membuat suatu produk barang atau jasa untuk dijual ke konsumen sedangkan konsumen adalah seseorang yang membeli produk yang ditawarkan oleh produsen. Para pelaku bisnis atau produsen harus mempunyai hubungan yang baik dengan konsumennya, sebab jika produsen tidak mempunyai hubungan yang baik dengan konsumen maka konsumen tersebut akan meninggalkan produsen itu dan beralih ke produsen lain yang memperlakukannya dengan lebih baik. Jika konsumen loyal dengan produk yang dijual oleh produsen maka konsumen itu akan menjadi pelanggan untuk produsen tersebut. Selain itu produsen harus memperlakukan konsumen sebagai raja, artinya adalah para produsen harus memberikan pelayanan yang terbaik yang dapat membuat konsumen semakin tertarik dan lebih setia terhadap produk buatan produsen tersebut. Jika konsumen tidak merasa puas maka konsumen berhak melaporkan produsen tersebut dengan perlindungan konsumen. Perlindungan konsumen adalah perangkat hukum yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen . Sebagai contoh, para penjual diwajibkan menunjukkan tanda harga sebagai tanda pemberitahuan kepada konsumen.
Diposting oleh atika di 11.54 0 komentar
Senin, 06 Oktober 2014
Etika Bisnis 2
1. Faktor-faktor Pebisnis Melakukan Pelanggaran Etika Bisnis
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya.
Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain :
- Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
- Ingin menambah pangsa pasar
- Ingin menguasai pasar.
Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari produk tersebut. Iklan hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan produk iklan lain.
Selain ketiga faktor tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Gwynn Nettler dalam bukunya Lying, Cheating and Stealing memberikan kesimpulan tentang sebab-sebab seseorang berbuat curang, yaitu :
- Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan kecurangan.
- Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung menjadi pendusta.
- Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat menangguhkan keinginan memuaskan hatinya, cenderung berbuat curang.
- Orang yang memiliki hati nurani (mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa tersiksa) akan lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat curang.
- Orang yang cerdas (intelligent) cenderung menjadi lebih jujur dari pada orang yang dungu (ignorant).
2. Manfaat Perusahaan Dalam Menerapkan Etika Dalam Berbisnis
A. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
B. Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan
C. Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan.
D. Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
B. Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan
C. Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan.
D. Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.
3. Contoh Perusahaan yang Menerapkan Etika Bisnis
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Perusahaan ini sudah mendunia secara kualitas pelayanan dan segi kenyamanan dalam perjalanan via udara bagi para konsumennya. Etika bisnis dan etika kerja ini menjelaskan tentang standart etika kerja dan etika bisnis yang berlaku secara umum di lingkungan Garuda Indonesia, sebagai tata nilai moral yang digunakan untuk menentukan hal-hal yang baik dan yang buruk, hal-hal yang terpuji dan yang tercela, serta hal-hal yang dihargai dan yang tidak dihargai
Sumber :
http://fadjaryudhakusuma.blogspot.com/2013/10/etika-bisnis-dalam-praktek-bisnis-di.html
http://megaesa-bloggerceria.blogspot.com/2013/11/contoh-perusahaan-yang-sudah-menerapkan.html
https://id-id.facebook.com/notes/edypk-thekings-full/manfaat-perusahaan-dalam-menerapkan-etika-bisnis/558908747481138
Diposting oleh atika di 15.09 0 komentar
Etika Bisnis 1
1. Pengertian Etika Bisnis
Etika
bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan
segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang
etik. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya
dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara
etika dengan laba. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak
lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan
orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan
lain-lain.
2. Indikator Etika Bisnis
Dari berbagai pandangan
tentang etika
bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu
perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah:
Indikator ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum;
indikator ajaran agama; indikator
budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.
11. Indikator Etika bisnis
menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain.
2. Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus
yang berlaku. Berdasarkan indikator
ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis
mematuhi aturan-aturan khusus
yang telah disepakati sebelumnya.
33. Indikator etika bisnis
menurut hukum. Berdasarkan indikator hokum seseorang atau suatu perusahaan
dikatakan telah melaksanakan etika bisnis apabila seseorang
pelaku bisnis atau suatu perusahaan telah mematuhi
segala norma hukum yang
berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
44. Indikator
etika berdasarkan ajaran agama.
Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai- nilai ajaran
agama yang dianutnya.
55. Indikator etika berdasarkan
nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara
individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat
istiadat yang ada disekitar operasi
suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
66. Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila
masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya.
3. Prinsip Etika Dalam Berbisnis
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam
bisnis tidak akan pernah lepas dari kehidupan keseharian kita. Namun
prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah implementasi dari
prinsip etika pada umumnya.
1. Prinsip Otonomi
(11) Memberikan produk dan jasa
dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka;
( 2) Memperlakukan pelanggan
secara adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
( 3) Membuat setiap usaha
menjamin mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan
mereka, akan dijaga kelangsungannyadan
ditingkatkan terhadap produk dan jasa perusahaan;
( 4) Perusahaan harus menghormati
martabat manusia dalam menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan
lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan modal utama untuk memperoleh
kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik
berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya
keterbukaan dan kebenaran.
Sumber :
Diposting oleh atika di 14.59 0 komentar
Kasus-kasus bisnis yang tak beretika
Kasus Bisnis yang Tak Beretika :
PT.PJ , selaku pengelola wahana
salah satu tempat rekreasi di kawasan Jakarta Utara terpaksa menutup wahana SW yang dikelola PT.S yang masih terafiliasi dengan GL sejak Minggu
(28/9/2014). Ini buntut masalah kontrak perjanjian bisnis di antara kedua belah
pihak.
Sengketa bermula dari habisnya perjanjian built operational transfer (BOT) PT.S selama 20
tahun antara kedua belah pihak pada Juni 2014. Lewat kuasa hukum Iim Zovito, PT. PJ mengklaim PT.S telah melakukan
perpanjangan kontrak secara sepihak yang berniat tetap mengelola wahana
tersebut hingga 2034.
Analisa :
Seharusnya PT. S tidak melakukan perpanjangan kontrak secara sepihak dimana PT. PJ tidak mengetahui isi kontrak yang akan dibuat PT. S. Seharusnya kedua belah pihak merundingkan bersama masalah perpanjangan kontrak siapa yang berhak mengelola wahana SW tersebut. Wahana SW merupakan tempat rekreasi yang sering dikunjungi di daerah tersebut sehingga penutupan tersebut berdampak pada pengunjung yang tidak bisa melihat wahana tersebut karena masalah kontrak bisnis PT. PJ dan PT. S
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/03/115000026/Lippo.dan.Ancol.Berseteru.Pengelolaan.Sea.World
Diposting oleh atika di 14.41 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)