Sabtu, 06 Juni 2015

The 5 Strategy Rules of Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs

The 5 Strategy Rules of Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs


20 Apr 2015


by Michael Blanding

If there were a Mount Rushmore for technological innovation, Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs would be the faces looking outward. The longtime CEOs of Microsoft, Intel, and Apple have done more than anyone to popularize the modern-day personal computer, and in doing so, also created three of the most highly valued companies in the world.

But how were they able to steer their companies through the volatile ups and downs of decades of changing technologies? What did they have in common? And what can we learn from them about successful strategy?

“The notion that you could brand a product that no one had ever seen and that no one understood what it did was brilliant”

Those are the questions David B. Yoffie and Michael A. Cusumano address in their new book, Strategy Rules: Five Timeless Lessons from Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs "I have known all three of these individuals," says Yoffie, the Max and Doris Starr Professor of International Business Administration at Harvard Business School. "By looking at what they had in common, I thought there was a great opportunity to understand what distinguishes a  really great strategist from your average CEO."

Yoffie has had access to all three men—having served on Intel's board since 1989 and written numerous business cases on Apple and Microsoft. He first started talking about the idea for the book more than six years ago with Cusumano, the Sloan Management Review Distinguished Professor of Management at MIT Sloan School of Management. But, Yoffie says, they wanted to wait until all three had finished their tenures. "The idea was to wait until Steve's departure, which unfortunately came with his death. Literally a week after Steve's death, we had lunch and agreed we would do the book."

The result is a look into the minds of three tech pioneers who, to outside appearances, don't share much in common.

"When I mention I wrote the book, the first response I get is, 'I can't imagine three more different people,'" says Yoffie. Besides their contrasting personalities—Gates the pragmatic technocrat; Grove the disciplined engineer; and Jobs the visionary perfectionist—their companies had unique business models and filled very different niches in the technology value chain.


5 W + 1 H :

1. Who is the pioneer of technological innovation?
     The pioneer of technological innovation is Bill Gates, Andy Grove, and Steve Jobs

2. What is the article talking about ?
     The article talking about leadership lessons from the tech titans of Microsoft, Intel, and          Apple in the new  book, Strategy Rules.

3. When Yoffie first put the idea to write a variety of business cases apple and microsoft ?
     He first started talking about the idea for the book since 1983

4. Where Doris Starr Professor work ?
     He work at Harvard Business School

5. Why he chose to research business case in technology companies ?
     Because he thought there was a great opportunity to understand what distinguishes a            really great strategist from the CEO

6. How were they able to steer their companies through the volatile ups and downs of                 decades of changing technologies ?
    Because their companies had unique business models and filled very different niches in         the technology value chain

Sumber :

http://hbswk.hbs.edu/item/7704.html


Jumat, 27 Maret 2015

management in english

Nama   : Atika Ayuningtyas
Kelas   : 4EA06
NPM   : 11211284

            Management is the process of ensuring that an organization or company is able to operate in both the immediate and near future. Managers are charged with making decisions that will impact an organization on every level. These description range from hiring a new employee to taking a company public. Management is not an easy field, and good managers are higly sought after.
            Management is an individual or a group of individuals that accept responsibilities to run an organization. They plan, organize, direct and control all the essential activities of the organisastion. Management does not to do the work themselves. They motivate others to do the work and co-ordinate all the work for achieving the objectives of the organization.
            Management bring together all men and women, money, machines, materials, methods and markets. They use these resources for achieving the objectives of the organization such as high sales, maximum profits, business expansion, etc. Effective management and leadership involve creative problem solving, motivating employees and making sure the organization accomplishes objectives and goals. There are five functions of management and leadership : planning, organizing, staffing, coordinating and controlling. These functions separate the management process from other business functions such as marketing, accounting, and finance.
            The function of management uniquely describe managers’ jobs. The most commonly cited functions of management are planning, organizing, leading, and controlling, althought some identify additional functions. The functions of management define the process of management as distinct from accounting, finance, marketing, and other business functions. These functions provide a useful way of calssifying information about management, and most basic management texts since the 1950s have been organized around a functional framework.

Sumber :


Selasa, 18 November 2014

Iklan yang Tidak Beretika dan Beretika

Iklan merupakan suatu alat perusahaan yang digunakan untuk membuat produknya lebih dikenal oleh masyarakat luas. Bermacam-macam iklan yang telah beredar antara lain : iklan di televisi, iklan di majalah, iklan di radio dan iklan di papan reklame. Tetapi para produsen jika menginginkan produk yang dijualnya dibeli oleh banyak orang maka iklan yang dibuat harus lebih kreatif dibandingkan iklan produk sejenis yang beredar di masyarakat. Selain itu juga iklan tersebut harus beretika maksud beretika disini iklan tersebut tidak mengandung unsur SARA, tidak menjatuhkan salah satu produsen lain dan tidak mengandung unsur kekerasan atau sadisme. Contoh iklan yang tidak beretika adalah iklan ya!kopi susu-dewi sansan karena 
terlalu fulgar dan menunjukan eksploitasi tubuh wanita secara besar-besaran dapat dilihat dalam iklan ini. Selain itu pula produk yang diunggulkan tidak seberapa fokus tetapi malah bintang iklannya yang berpakaian seksi dan menggooda. Iklan ini dibuat agar dapat menarik pembeli dari bintang iklan yang ditampilkan. Sedangkan iklan yang beretika adalah iklan kopi kapal api susu karena bintang iklan yang tidak terlalu fulgar dan yang dtunjukan adalah produknya bukan bintang iklannya.

Hubungan Produsen dan Konsumen

Produsen adalah seseorang yang membuat suatu produk barang atau jasa untuk dijual ke konsumen sedangkan konsumen adalah seseorang yang membeli produk yang ditawarkan oleh produsen. Para pelaku bisnis atau produsen harus mempunyai hubungan yang baik dengan konsumennya, sebab jika produsen tidak mempunyai hubungan yang baik dengan konsumen maka konsumen tersebut akan meninggalkan produsen itu dan beralih ke produsen lain yang memperlakukannya dengan lebih baik. Jika konsumen loyal dengan produk yang dijual oleh produsen maka konsumen itu akan menjadi pelanggan untuk produsen tersebut. Selain itu produsen harus memperlakukan konsumen sebagai raja, artinya adalah para produsen harus memberikan pelayanan yang terbaik yang dapat membuat konsumen semakin tertarik dan lebih setia terhadap produk buatan produsen tersebut. Jika konsumen tidak merasa puas maka konsumen berhak melaporkan produsen tersebut dengan perlindungan konsumen. Perlindungan konsumen adalah perangkat hukum yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen . Sebagai contoh, para penjual diwajibkan menunjukkan tanda harga sebagai tanda pemberitahuan kepada konsumen.

Senin, 06 Oktober 2014

Etika Bisnis 2

1. Faktor-faktor Pebisnis Melakukan Pelanggaran Etika Bisnis


Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya.
Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain :
  1. Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
  2. Ingin menambah pangsa pasar
  3. Ingin menguasai pasar.
Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari produk tersebut. Iklan hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan produk iklan lain.
Selain ketiga faktor tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Gwynn Nettler dalam bukunya Lying, Cheating and Stealing memberikan kesimpulan tentang sebab-sebab seseorang berbuat curang, yaitu :
  1. Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan kecurangan.
  2. Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung menjadi pendusta.
  3.  Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat menangguhkan keinginan memuaskan hatinya, cenderung berbuat curang.
  4. Orang yang memiliki hati nurani (mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa tersiksa) akan lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat curang.
  5. Orang yang cerdas (intelligent) cenderung menjadi lebih jujur dari pada orang yang dungu (ignorant).
2. Manfaat Perusahaan Dalam Menerapkan Etika Dalam Berbisnis

A. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.

B. Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan

C. Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan.

D. Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

3. Contoh Perusahaan yang Menerapkan Etika Bisnis

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Perusahaan ini sudah mendunia secara kualitas pelayanan dan segi kenyamanan dalam perjalanan via udara bagi para konsumennya. Etika bisnis dan etika kerja ini menjelaskan tentang standart etika kerja dan etika bisnis yang berlaku secara umum di lingkungan Garuda Indonesia, sebagai tata nilai moral yang digunakan untuk menentukan hal-hal yang baik dan yang buruk, hal-hal yang terpuji dan yang tercela, serta hal-hal yang dihargai dan yang tidak dihargai

Sumber :
http://fadjaryudhakusuma.blogspot.com/2013/10/etika-bisnis-dalam-praktek-bisnis-di.html
http://megaesa-bloggerceria.blogspot.com/2013/11/contoh-perusahaan-yang-sudah-menerapkan.html
https://id-id.facebook.com/notes/edypk-thekings-full/manfaat-perusahaan-dalam-menerapkan-etika-bisnis/558908747481138

Etika Bisnis 1

1. Pengertian Etika Bisnis


Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.

2. Indikator Etika Bisnis

Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum; indikator ajaran agama; indikator budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.
11. Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis telah melakukan    pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain.
  2. Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan  indikator ini  seseorang pelaku bisnis dikatakan  beretika dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
33. Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hokum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis  apabila  seseorang pelaku  bisnis  atau  suatu perusahaan  telah mematuhi   segala   norma  hukum   yang   berlaku   dalam   menjalankan kegiatan bisnisnya.
44. Indikator  etika   berdasarkan   ajaran   agama.   Pelaku  bisnis   dianggap beretika  bilamana  dalam   pelaksanaan  bisnisnya  senantiasa  merujuk kepada nilai- nilai ajaran agama yang dianutnya.
55. Indikator etika berdasarkan nilai budaya.  Setiap pelaku  bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
66. Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya.

    3. Prinsip Etika Dalam Berbisnis

Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.

 1.    Prinsip Otonomi

(11)     Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka;
( 2)  Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
( 3)     Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk  dan  jasa perusahaan;
( 4)   Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.

 2.    Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. 

Sumber : 



Kasus-kasus bisnis yang tak beretika

Kasus Bisnis yang Tak Beretika :
PT.PJ , selaku pengelola wahana salah satu tempat rekreasi di kawasan Jakarta Utara terpaksa menutup wahana SW yang dikelola PT.S yang masih terafiliasi dengan GL sejak Minggu (28/9/2014). Ini buntut masalah kontrak perjanjian bisnis di antara kedua belah pihak.
Sengketa bermula dari habisnya perjanjian built operational transfer (BOT) PT.S selama 20 tahun antara kedua belah pihak pada Juni 2014. Lewat kuasa hukum Iim Zovito, PT. PJ mengklaim PT.S telah melakukan perpanjangan kontrak secara sepihak yang berniat tetap mengelola wahana tersebut hingga 2034.
Analisa : 

Seharusnya PT. S tidak melakukan perpanjangan kontrak secara sepihak dimana PT. PJ tidak mengetahui isi kontrak yang akan dibuat PT. S. Seharusnya kedua belah pihak merundingkan bersama masalah perpanjangan kontrak siapa yang berhak mengelola wahana SW tersebut. Wahana SW merupakan tempat rekreasi yang sering dikunjungi di daerah tersebut sehingga penutupan tersebut berdampak pada pengunjung yang tidak bisa melihat wahana tersebut karena masalah kontrak bisnis PT. PJ dan PT. S

Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/03/115000026/Lippo.dan.Ancol.Berseteru.Pengelolaan.Sea.World