Minggu, 24 November 2013

gerai steak moen-moen

BAB I PENDAHULUAN
1.1.         LatarBelakang
Begitubanyaknyagerai yang menjualmakanansiap saji di Indonesia saatini, makakonsumen pun mempunyaibanyakpilihansaatakanmenentukandimanamerekaakanmemilihgeraidanmembelimakanantersebutsesuaiseleradanketertarikanmereka.
Denganadanyageraimakanansiapsajikitadiberikankemudahanuntukbisamakantanparepotdan lama, tetapihalinijugaharusdiperhatikankarenamungkinsajapemilihangeraitersebutmenjadikerugianbagikitajugabagiekonomikita.
Ketidaktahuankitaterhadapmasing-masinggeraimenjadipemicukitadihadapkankepadakerugian, meskipunkerugianitutidaklahbesar.Oleh Karenaitu, kitasebagaikonsumenharusmenjadikonsumen yang cerdasdalam memutuskansesuatutermasukmemutuskanmemilihgeraimakanansiapsaji yang baikdanberkualitas.
1.2.         RumusanMasalah
      1.2.1.   Apa yang menjadi alasan konsumen memilih gerai STEAK MOEN-MOEN ?
      1.2.2.   Apakah alasan tersebut menjadikan konsumen loyal terhadap pembelian                   STEAK MOEN-MOEN ?
1.3.         Tujuan
Agar kitadapatmenentukandanmemilihgeraimakanan siapsajidenganbaik, jugasebagaipembelajaranmenjadikonsumen yang cerdas.

BAB II LANDASAN TEORI
2.1.     Pengertian & Definisi Perilaku Konsumen
            Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Definisi Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli :
·        Shiffman dan Kanuk (2000) adalahperilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari,membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkandapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
·        Loudon dan Della Bitta (1993) adalah konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yangsemuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
·        Ebert dan Griffin (1995)consumer behavior dijelaskan sebagaiupaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatuproduk yang dibeli dan dikonsumsi.
·        James F et al ( 1994 ) : perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. 
·        Schiffman dan Kanuk (1994) : perilaku konsumen adalah proses keputusan dan aktivitas fisik individu yang terlibat dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, atau memberikan barang dan jasa yang diperolehnya.


2.2.     Model Perilaku Konsumen
Model perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10)menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi. Variabel-variabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian,jumlah pembelian.
2.3.     SIKAP
2.3.1.  DEFENISI SIKAP
Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa sikap menunjukan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai. Defenisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif dari psikolog social, dimana sikap dianggap memiliki 3 unsur, yaitu :
1.       Kognitif (pengetahuan),
2.      Afektif (perasaan),
3.      Konatif (tindakan).
Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadapa berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.
Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Mowen dan Minor(1998) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap  konsumen(costumer attitude formation) sering kali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan prilaku. Kepercayaan, sikap, dan prilaku juga terkait dengan konsep atribut produk.Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk.Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.
Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya(Mowen dan Minor, 1998, hal 242). Kepercayaan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai atribut tersebut.Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut dan manfaat produk menggambarkan persepsi konsumen.

2.3.2.  KARAKTERISTIK SIKAP
Sikap Memiliki Objek
Dalam konteks pemasaran sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan dan media.Misalnya, bagaimana sikap konsumen terhadap steak moen – moen.
Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari
Sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk , informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain , atau terpapar oleh iklan di media massa , internet , dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Walaupun sikap mungkin dihasilkan dari perilaku  tetapi tidak sama dengan perilaku. Sebaliknya , mereka mencerminkan penilaian yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan terhadap obyek sikap. Sebagai kecenderungan yang dipelajari , sikap mempunyai kualitas memotivasi yaitu mereka dapat mendorong konsumen kearah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu.
Konsistensi Sikap
Sikap memiliki konsistensi dengan prilaku.Prilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya.Misalnya kelompok kami gemar membeli steak moen-moen dan itu menandakan kami menyukainya.Inilah konsistensi antara sikap dan prilaku.Namun, factor situasi sering menyebabkan inkonsistensi antara sikap dan prilaku.
Sikap Positif, Negative dan Netral
Seseorang mungkin menyukai moen – moen (sikap positif) atau tidak menyukai moen-moen (sikap negative), atau bahkan tidak memiliki sikap(netral).Sikap yang memiliki dimensi positif, negative, dan netral disebut sebgai karakteristik valance dari sikap.
Intensitas Sikap
Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk,maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai karakteristik extriminity dari sikap
Resistensi Sikap
Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berbuat.Seorang konsumen menyukai steak namun dia segan untuk membeli steak tersebut karena mahal, tetapi kemudian temannya menyarankan steak moen-moen yang muraah, mungkin sikap si konsumen tersebut akan berubah.
Persistensi Sikap
Adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu. Seorang konsumen menyukai makan di waroeng steak namun lama kelamaan di mengalami penurunan pendapatan sehingga tidak mampu makan disanan lagi, akhirnya konsumen tersebut memilih alternative lain seperti steak moen-moen dengan harga yang murah.
Keyakinan Sikap
Adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya.Misalnya, seseorang mungkin tidak setuju jika moen-moen menjadi pengganti makan yang sebenarnya, dan akhirnya dia tetap memilih nasi sebagai makanan utamanya.
2.3.4.  FUNGSI SIKAP
a.    Fungsi Utilitarian ( manfaat )
b.    Fungsi Mempertahankan Ego
c.    Fungsi Ekspresi Nilai
d.   Fungsi pengetahuan

2.3.5. MODEL SIKAP
  1. Komponen kognitif
    • Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu obyek sikap.
    • Pengetahuan dan persepsi tsb diperoleh melalui pengalaman langsung dari obyek sikap tsb dan informasi dari berbagai sumber lainnya.
    • Pengetahuan dan persepsi tsb biasanya berbentukkepercayaan (belief) artinya konsumen mempercayai bahwa suatu obyek sikap memiliki berbagai atribut dan perilaku yang spesifik
  1. Komponen Afektif
Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk dan merk.
  1. Komponen Konatif
Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentuberkaitan dengan obyek sikap (produk atau merk tertentu)
  1. Model sikap terhadap objek
Mengukur sikap terhadap golongan produk atau jasa atau merk tertentu. Menurut model ini, sikap konsumen terhadap produk atau merek tertentu merupakan fungsi dari adanya atau tidak adanya dan penilaian terhadap keyakinan atau sifat-sifat peroduk tertentu
  1. Model sikap terhadap iklan
Konsumen memutuskan membeli tidak membeli produk/jasa berdasarkan hasil pemahamannya terhadap iklan yang disajikan.

  1. Model tindakan yang beralasan
Menggambarkan pengintergrasian komponen-komponen sikap secara menyeluruh ke dalam struktur yang dimaksudkan untuk menghasilkan penjelasan lebih baik maupun peramalan yang lebih baik mengenai prilaku.
  1. Atribut (Salient belief)         
Atribut adalah karakteristik dari obyek sikap.Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering disebut sebagai atributobject beliefs.
  1. Kepercayaan (belief)
Kepercayaan adalah kekuatan bahwa suatu produk memiliki beberapa atribut tertentu. 
  1. Evaluasi Atribut
Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen.

BAB III PEMBAHASAN
3.1.     Profil Steak Moen-Moen
Steak Moen-Moen berdiri sejak tahun 2005, dan cabang pertamanya adalah di Kota Solo, Jawa Tengah.Dan Moen-Moen hanya mengandalkan hidangan steak sebagai sajian utama dari resto ini, namun pengunjungnya sangat ramai.
Bagaimanatidak, satuporsi steak dengancitarasabintang lima inihanyadihargaiRp 11.000, makatakheran di kalanganmahasiswadankaryawanbanyak yang menjadikan Steak Moen-Moen sebagailanggananbersantap, danmemanjakanlidahmereka.
Steak Moen-Moen memangbisadijangkaudarisemuagolongan, makadarisekianresto pada sore hari, karyawantampakkerepotanuntukmelayanipengunjung yang membludak.KiniCabang Moen-Moen sudahtersebar di Kota Solo, Bandung, Jakarta dan Bogor yang keseluruhannya mencapai 10 outlet. Jam buka moen-moen senin sampai minggu pukul 10.00 – 20.30.
3.2.   Alasan Konsumen Tertarik terhadap Steak Moe-Moen
Steak, makanan khas Eropa ini sudah sangat tidak asing untuk kita dengar bahkan kita rasakan. Jenis makanan padat yang terdiri dari protein, karbohidrat dan vitamin ini menambah para penggemarnya untuk tidak ragu dalam mengonsumsi makanan ini.
Perpaduan antara daging , kentang goreng, sayuran dan saus khas yang menambah cita rasa makanan pilihan ini.
Rasa yang enak, bahan yang berkualitas, terkenal dengan harga yang tidak mahal pula. Walaupun kita memiliki pilihan dalam ragam menu yang berbeda harga. Seperti yang kita kenal steak memiliki beberapa olahan bahan utama, diantaranya tenderloin steak, sirloin steak, chicken steak, dan fish steak. Ini bisa dipilih sesuai dengan selera konsumen yang ingin menikmati dan sesuai dengan berapa kroscek yang harus dikeluarkan.
Sebagai mahasiswa saya terkadang merasa berat untuk mengeluarkan uang jajan demi seporsi steak yang sangat menggiurkan selera. Untung saja, ada satu tempat yang saya temukan untuk menikmati steak dengan harga yang sangat miring dan sesuai dengan kantong mahasiswa. 
MOEN-MOEN STEAK, dengan harga berkisaran 10-20 ribu rupiah saja, kita bisa menikmati steak dengan berbagai variasi. Menu yang disajikan pun lumayan lengkap. Spaghetti, milk shake dan varian lain turut melengkapi daftar menu di MOEN-MOEN STEAK ini.
2.4.     Atribut yang Mempengaruhi Ketertarikan terhadap
Steak Moen-Moen
Kelompok kami lebih memilih gerai Steak Moen – Moen dikarenakan berbagai alasan seperti yang disebut dibawah ini :
  • Kematangan daging
Kematangan daging steak moen-moen khusus untuk chiken steak itu cukup matang tidak terlalu kering juga.Sedangkan untuk beef steak dipanggang secara setengah matang tapi bisa juga diminta sesuai selera.
  • Porsi
Porsi yang diberikan cukup banyak atau bisa dikatakan relative untuk sebagian orang, porsi cukup sesuai dengan harga yang ditawarkan oleh produsen steak moen-moen.
  • Komposisi saus dan sayuran      
Untuk saus steaknya produsen steak moen-moen memberikan cita rasa saus barbeque yang banyak disukai dan sesuai selera lidah orang Indonesia.Sedangkan untuk sayuran produsen steak moen-moen memilih wortel, buncis dan kentang sebagai tambahan penyajian bersama steak tersebut.

  • Penyajian tempat
Penyajiannya diletakan diatas hotplate, agar saat disajikan steak masih dalam keadaan hangat juga sebagai tempat pemanggang langsung steak tersebut.
  • Harga
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau sesuai kantong konsumen khususnya anak muda, sehingga kami dapat menikmati steak moen-moen yang lezat dengan harga miring.
  • Pelayanan
Pemesanan steak moen-moen langsung datang ke counter dan sekaligus membayarnya kemudian kami diberikan nomer meja untuk menunggu pesanan. Pelayanannya menurut kami cukup baik, namun terkadang selalu ada keterlambatan datangnya pesanan karena banyaknya pengunjung yang datang.
  • Rasa
Rasa dari steak moen-moen yang diberikan cukup lezat dari segi ayam, beef, saus sampai perpaduan sayurannya.Sehingga banyak pengunjung yang datang kembali untuk menikmati steak moen-moen tersebut.
  • Variasi menu
Menu yang disediakan terdiri dari Chicken Hot Plate, Tenderloin Hot Plate, Mixed Hot Plate, Double Chicken Hot Plat, Double Tenderloin Hot Plate, Double Mix Hot Plate, Cumi Hot Plate, Ikan Hot Plate, Marina Hot Plate, Nasi Putih.
Sedangkan untuk minumannya ada Juice Jambu, Juice Manggo, Juice Strawberry, Juice Melon, Juice Sirsak, Juice Orange, Juice Apel, Juice Tomato, Juice Chocolate, Juice Bozz Coffe.
Dengan banyaknya menu seperti yang dijelaskan diatas ini membuat kami semakin tertari untuk mengunjungi gerai steak moen –moen tersebut.

  • Lokasi
Strategis dan biasanya gerai steak moen-moen dibuka di foodcourt di pusat perbelanjaan.Lokasi tersebut merupakan tempat yang nyaman bagi kami karena selain bisa menikmati steak moen-moen di tempat tersebut tetapi kita juga bisa berbelanja di kawasan tersebut karena merupakan pusat perbelanjaan (mall).
  • Kebersihan
Dari segi kebersihan gerai kami rasa cukup bersih, dengan tempat-tempat yang sesuai dengan penempatannya yang dapat dilihat.
  
BAB IV PENUTUPAN
3.1.     Kesimpulan
ketertarikan konsumen pada steak moen-moen tidak lain dari factor harga dan kelezatan yang dapat dinikmati dengan harga terjangkau.
Tidak hanya factor di atas namun factor yang lain juga mempengaruhi ketertarikan konsumen seperti yang telah disebutkan di bab sebelumnya.Dengan banyaknya factor pendukung maka tidak heran jika gerai steak moen – moen dijadikan gerai pilihan untuk makan.
3.2.     Saran
Konsumen yang ingin menikmati steak dengan harga murah alangkah baiknya memilih gerai steak moen-moen karena dari segi cita rasa pun cukup nikmat untuk dinikmati.
Dan untuk memilih gerai yang akan kita kunjungi sebagai tempat  makan kita, tentunya kita harus pintar dalam menentukan pilihan yang dilihat dari berbagai factor dan manfaat yang diberikan gerai makan tersebut. Ini dilakukan agar kita tidak terjadi kerugian


DAFTAR PUSTAKA


http://islamijum.wordpress.com/2012/06/22/sikap-konsumen/

Sabtu, 02 November 2013

PAKAIAN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA SESUAI TINGKATAN SOSIAL


BAB I PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Pakaian adalah salah satu kebutuhan penting juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya.
Begitu banyak gaya hidup yang dianut oleh manusia pada saat ini. Dari tingkat bawah sampai atas manusia memiliki gaya hidup dalam berpakaian yang berbeda-beda seiring dengan kemauan, kemampuan, kebutuhan, status social, daya beli, dll.
Dari hal di atas maka produsen dituntut agar bisa memahami kebutuhan manusia yang memiliki gaya hidup bermacam-macam. Agar produsen bisa membuat dan menyesuaikan produk pakaian yang dikeluarkan agar tepat sasaran maka wajib untuk memperhatikan hal tersebut.

1.2.      Rumusan masalah
1.2.1.   Seberapa penting pakaian bagi manusia ?
1.2.2.   Hubungan pakaian dengan gaya hidup ?
1.2.3.   Pengaruh harga terhadap daya beli konsumen ?
1.2.4.   Gaya berpakaian sesuai tingkat social manusia ?

1.3.      Tujuan penulisan
Agar kita belajar memahami keinginan konsumen yang dapat dilihat dari tingkatan kehidupan konsumen itu sendiri.

BAB II KAJIAN TEORI
2.1.   TEORI KEBUTUHAN MASLOW
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow.
1.  Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2.  Kebutuhan Keamanan
Sesudah kebetuhan fisiologis terpenuhi kemudian muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hokum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Misalnya saja rumah untuk berteduh.
3.  Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4.  Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5.  Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.

2.2.   Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam  Berpakaian
1.    Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku pembelian konsumen dalam factor kebudayaan ini terdapat beberapa komponen antara lain budaya merupakan factor penentuan yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang karena kebudayaan menyangkut segala aspek kehidupan manusia.
Menurut kotler kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku konsumen. Sub-sub budaya terdiri dari kebangsaan agama, kelompok ras,dan daerah geografis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang diseasuaikan dengan kebutuhan mereka. Jadi factor kebudayaan yang mempengaruhi pembelian konsumen dari segi pakaian sangat berpengahuh terhadap pembelian konsumen. misalnya konsumen di Indonesia lebih memilih membeli batik dibandingkan membeli kain sari dari Negara india karena batik merupakan pakaian kebudayaan asal Indonesia, dan oleh karena itu konsumen di Indonesia akan lebih memilih membeli batik yang berasal dari Negara Indonesia dibandingkan dengan membeli kain sari yang berasal dari india.

2.    Faktor Sosial
Selain factor budaya prilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh factor-faktor social. Seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh  langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
Factor keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Factor peran dan status meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Jadi factor social yang mempengaruhi pembelian konsumen dari segi pakaian misalnya status seorang manajer dengan office boy akan berbeda selera pembelian pakaian mereka dari segi harga,kualitas, dan tempat pembelian pakaian tersebut karena dipengaruhi status social orang tersebut karena  tingkatan pendapatan yang berbeda.

3.    Faktor Pribadi
Factor pribadi merupakan cara mengumpulkan dan mengelompokkan kekonsistenan reaksi seseorang individu terhadap situasi yang terjadi dalam membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh factor kepribadian dari konsumen yang bersangkutan. Jadi factor pribadi yang mempengaruhi pembelian konsumen misalnya dari segi usia seorang konsumen akan memakai pakaian sesuai  dengan usia mereka, misalnya anak-anak akan mengunakan pakaian anak-anak, dari segi jenis kelamin misalnya seorang wanita akan memakai rok atau pakaian feminime seperti dres dan pria akan lebih memilih memakai pakaian yang maskulin seperti t-shirt, dan jaket.

4.    Faktor psikologi
Pilihan pembelian konsumen oleh 4 faktor psikologi utama yaitu motivasi, presepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Motivasi konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu, presepsi seseorang konsumen yang termotivasi akan siap untuk bertindak bagaimana seorang konsumen yang termotivasi akan dipengaruhi oleh presepsinya terhadap situasi tertentu. factor psikologi yang mempengaruhi pembelian konsumen dari segi pakaian misalnya seseorang sudah terbiasa membeli pakaian dengan merk zara maka seseorang tersebut jika pergi ke pusat perbelanjaan akan lebih memilih pakaian dengan merk zara dibandingkan merk lainnya karena factor psikologi yang sudah terbiasa, nyaman dan puas dengan merk tersebut.

BAB III PEMBAHASAN
PAKAIAN BAGI MANUSIA
3.1.   Pentingnya Pakaian Bagi manusia
Pakaian adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, tanpa pakaian manusia tidak dapat menutupi tubunya dengan aman. Pakaian juga adalah hal penting untuk menunjang penampilan, dengan pakaian manusia dapat memiliki kepercayaan diri dihadapan manusia lainnya.
Pakaian adalah pelindung tubuh yang paling utama dari hal-hal lain seperti perawataan-perawataan kulit dan sebagainya. Manusia dapat merasakan manfaat dari pakaian yaitu  : penutup badan dari sengatan panas matahari, menutupi aurat, penunjang penampilan agar terlihat lebih baik dan percaya diri, dll.
3.2.   Hubungan Pakaian Dengan Gaya Hidup
Seiring majunya perkembangan jaman fasion pun menjadi hal yang penting bagi manusia saat ini. Misalnya fasion dalam hal berpakaian saat ini merupakan hal paling penting bagi sebagian orang.
Banyak model pakaian yang bisa manusia pakai untuk menutupi tubuhnya atau bahkan menjadi penunjang penampilan mereka. Contohnya model pakaian muslim untuk orang muslim yang mengenakan kerudung, baju pesta untuk orang yang senang menghadiri undangan hiburan, jamuan, dll.
Begitu banyak model pakaian di dunia ini sehingga banyak pula gaya yang disenangi manusia dalam berpakaian sesuai dengan gaya hidup mereka.
Tetapi tidak sedikit juga manusia yang memilih pakaian berdasarkan kenyamanan bukan mengutamakan penampilan, contohnya pemakaian kaos oblong agar simple untuk melakukan kegiatan tanpa merasa repot.



3.3.   Pengaruh Harga Pakaian Terhadap Daya Beli Konsumen
Pakaian bermerek dan mempunyai daya jual tinggi mungkin tidak jadi masalah untuk orang yang memiliki uang, tetapi untuk orang yang mempunyai daya beli yang rendah hal tersebut bukanlah hal yang harus diutamakan pada saat akan membeli.
Orang yang memiliki daya beli tinggi biasanya memperhatikan merek dan kualitas pada saat akan mmbeli, berbanding terbalik dengan orang yang daya belinya rendah mereka cenderung mengutamakan harga, kenyamanan contohnya pakaian murah, bagus dilihat dan enak dipakai maka mereka akan langsung tertarik dengan pakaian tersebut dan langsung membelinya sesuai kemampuan daya beli mereka.

3.4.   Gaya Berpakaian Sesuai Tingkatan Sosial Manusia
Bermacam-macam tingkatan social manusia di dunia ini. Dari tingkat bawah sampai atas memiliki gaya berpakaian berbeda pula.
Dilihat dari tingkatan social yang paling rendah contohnya seorang pedagang kaki lima yang penghasilannya hanya untuk kebutuhan pokok saja maka dapat terlihat jelas mereka belum memikirkan penampilan atau cara berpakaian, mereka lebih memikirkan hal lain seperti makan untuk sehari-hari dibanding membeli pakaian.
Kemudian dari tingkat social menengah manusia sudah mulai memperhatikan gaya berpakaiannya, misalnya seorang guru SD senang membeli pakaian yang terlihat sopan dan rapi dengan harga yang lumayan. Mereka juga mulai memperhatikan merek dan kualitas tetapi mereka juga masih membanding-banding harga saat akan membeli dan melihat kemampuan daya belinya sendiri
Lalu dari tingkat social atas yang sudah memiliki segaalanya.dapat kita lihat bahwa mereka sudah bahkan amat sangat memperhatikan gaya berpakaian dan sebagai penunjang penampilan mereka. Mereka beranggapan pakaian mencerminkan bagaimana sosok dan kepribadian seseorang. Misalnya seorang pengusaha sukses dan ternama lebih memilih pakaian yang bermerek, berkualitas dan memiliki daya jual atau harga yang tinggi dengan alasan agar mereka tidak dipandang sebelah mata oleh lawannya.
Harga yang sangat amat mahal untuk sebuah pakaian tidak dipermasalahkan mereka, karena mereka lebih mengutamakan pengakuan diri dari cara mereka menonjolkan diri dari cara berpakaian. Berbeda dengan tingkat menengah dan bawah yang masih memperhatikan harga.

PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pakaian akan dipilih konsumen sesuai dengan yang mereka butuhkan dan mereka sukai sesuai dengan daya beli.
Dan tidak menutup kemungkinan bahwa merek dan kualitas menjadi acuan untuk membeli ketika konsumen memiliki daya beli yang mulai meningkat.
Pembelian pakaian oleh konsumen juga sangat dipengaruhi oleh banyak factor.